HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN KAKAP MERAH
(Lutjanus argntimaculatus)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Biologi Perikanan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang mempelajari seluk beluk dan cara pertumbuhan ikan. Biologi perikanan itu sendiri terbagi lagi menjadi dua bagian yakni biologi ikan dan dinamika populasi ikan. Biologi ikan khusus mempelajari tentang kehidupan ikan-ikan yang berupa pertumbuhan ikan, tentang bagaimana ikan-ikan dalam suatu populasi melakukan pemijahan, tumbuh dan makan. Dinamika populasi ikan khusus mempelajari perubahan populasi ikan, tentang bagaimana kecepatan populasi ikan tumbuh, mati dan memperbanyak keturunan (Molamahu, 2015).
Biologi Perikanan adalah studi mengenai ikan sebagai sumberdaya yang dapat dipanen oleh manusia. Kadang pengertian istilah biologi ikan ditujukan kepada pengertian fisiologi, reproduksi, pertumbuhan, kebiasaan makanan, tingkah laku, dan sebagainya. Usaha mengembangkan dan memajukan perikanan, pengetahuan mengenai habitat, penyebaran dan aspek biologi dari ikan menjadi dasar utama dalam usaha ini, dimana kematangan gonad sangat berhubungan dengan pemijahan. Tak terkecuali dengan fekunditas yang juga memegang peranan penting dalam penentuan kelangsungan populasi dan dinamika kehidupan. Hubungan panjang berat akan bermanfaat dalam menentukan nilai faktor kondisi dan sifat pertumbuhan ikan (Molamahu, 2015).
Hubungan panjang-berat hampir mengikuti hukum kubik yaitu berat ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Tetapi hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang ikan berbeda-beda (Molamahu, 2015).
Melihat besarnya potensi sumberdaya hayati khususnya yang berasal dari lautan di Indonesia maka perlu dilakukan suatu usaha untuk dapat mengetahui berbagai aspek biologi perikanan, hal tersebut dapat dimulai dengan melakukan praktikum yang membahas mengenai aspek biologi perikanan tersebut (Molamahu, 2015).
Atas dasar tersebut praktikum biologi perikanan dilaksanakan dengan komposisi materi meliputi hubungan panjang dan berat. Ikan yang digunakan adalah Ikan Kakap merah (Lutjanus argentimaculatus).
1.2 Tujuan
Tujuan prakikum ini yaitu untuk mengetahui hubungan panjang berat ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus).
1.3 Manfaat
Untuk mengetahui karakteristik ikan kakap merah (Latjanus argentimaculatus) ditinjau dari aspek biologi perikanan, yaitu bagaimana hubungan antara panjang berat tubuh ikan tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Ikan Kakap Merah (Lutjanus argentimaculatus)
Kakap merah (Lutjanus argentimaculatus) jenis ikan demersal, umumnya ikan ini mendiami perairan berdasar karang, dan yuwana kakap merah sering ditemukan menempati perairan hutan bakau atau di daerah yang banyak di tumbuhi rumput laut. Ikan demersal adalah ikan yang hidup dan makan di dasar laut dan danau (zona demersal). Lingkungan mereka pada umumnya berupa lumpur, pasir, dan bebatuan, jarang sekali terdapat terumbu karang. Sehingga berdasarkan definisi ini, ikan demersal dapat ditemukan dari lingkungan pantai hingga zona laut dalam (abyssal zone), dan terbanyak ditemukan di lingkungan dekat punggung laut. Istilah demersal berasal dari bahasa latin, demergere yang berarti "tenggelam" (Direktorat Jenderal Perikanan, 1983).
Ikan demersal berlawanan dengan ikan pelagis yang hidup dekat dengan permukaan air. Ikan demersal mengandung sedikit minyak (satu sampai empat persen massa tubuhnya), jika dibandingkan dengan ikan pelagis yang dapat mencapai 30 persen. Sehingga ikan demersal termasuk ikan daging putih (Gunarso, 1995).
Ikan demersal dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu ikan benthic yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di dasar laut, dan ikan benthopelagic yang dapat berenang naik namun tetap berada dekat dengan dasar laut. Ikan benthic memiliki massa jenis yang lebih berat dari air laut sehingga terus tenggelam, sedangkan ikan benthopelagic memiliki kemampuan untuk melayang di air. Sebagian besar ikan demersal merupakan benthopelagic (Djamal dan Marzuki, 1992).
Ikan kakap merah umumnya menghuni daerah perairan karang ke daerah pasang surut di muara, bahkan beberapa spesies cenderung menembus sampai ke perairan tawar. Jenis kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang lebih dalam daripada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya kakap merah tertangkap pada kedalaman dasar antara 40–50 meter dengan substrat sedikit karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC (Djamal dan Marzuki, 1992).
Menurut Saanin (1984), klasifikasi kakap merah adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Ikan kakap merah (Lutjanus argentimaculatus)
(http://Fishworld.trademarket.co.htm)
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Kelas : Pisces
Sub Kelas : Teleostei
Ordo : Percomorphi
Sub Ordo : Perciodea
Famili : Lutjanidae
Genus : Lutjanus
Spesies : Lutjanus argentimaculatus
2.2 Morfologi dan Anatomi Ikan Kakap Merah (Lutjanus argntimaculatus)
Ikan kakap merah (Lutjanus argntimaculatus) yaitu mempunyai tubuh yang memanjang dan melebar, gepeng atau lonjong, kepala cembung atau sedikit cekung. Jenis ikan ini umumnya bermulut lebar dan agak menjorok ke muka, gigi konikel pada taring-taringnya tersusun dalam satu atau dua baris dengan serangkaian gigi caninnya yang berada pada bagian depan (Gunarso, 1995).
Bagian bawah pra penutup insang bergerigi dengan ujung berbentuk tonjolan yang tajam. sirip punggung berjari-jari keras 11 dan lemah 14, sirip dubur berjari-jari keras 3 lemah 8-9. Sirip punggung umumnya berkesinambungan dan berlekuk pada bagian antara yang berduri keras dan bagian yang berduri lunak. Batas belakang ekornya agak cekung dengan kedua ujung sedikit tumpul (Djamal dan Marzuki, 1992).
Warna sangat bervariasi, mulai dari yang kemerahan, kekuningan, kelabu hingga kecoklatan. Ada yang mempunyai garis-garis berwarna gelap dan terkadang dijumpai adanya bercak kehitaman pada sisi tubuh sebelah atas tepat di bawah awal sirip punggung berjari lunak. Pada umumnya berukuran panjang antara 25 – 50 cm, walaupun tidak jarang mencapai 90 cm. Ikan kakap merah menerima berbagai informasi mengenai keadaan sekelilingnya melalui beberapa inderanya, seperti melalui indera pengelihatan, pendengaran, penciuman, peraba, linea lateralis dan sebagainya (Gunarso, 1995).
Ikan kakap merah tergolong diecious yaitu ikan ini terpisah antara jantan dan betinanya. Hampir tidak dijumpai seksual dimorfisme atau beda nyata antara jenis jantan dan betina baik dalam hal struktur tubuh maupun dalam hal warna. Pola reproduksinya gonokorisme, yaitu setelah terjadi diferensiasi jenis kelamin, maka jenis seksnya akan berlangsung selama hidupnya, jantan sebagai jantan dan betina sebagai betina. Jenis ikan ini rata-rata mencapai tingkat pendewasaan pertama saat panjang tubuhnya telah mencapai 41–51% dari panjang tubuh total atau panjang tubuh maksimum. Jantan mengalami matang kelamin pada ukuran yang lebih kecil dari betinanya. Kelompok ikan yang siap memijah, biasanya terdiri dari sepuluh ekor atau lebih, akan muncul ke permukaan pada waktu senja atau malam hari di bulan Agustus dengan suhu air berkisar antara 22,2–25,2ºC. Ikan kakap jantan yang mengambil inisiatif berlangsungnya pemijahan yang diawali dengan menyentuh dan menggesek-gesekkan tubuh mereka pada salah seekor betinanya. Setelah itu baru ikan-ikan lain ikut bergabung, mereka berputar-putar membentuk spiral sambil melepas gamet sedikit di bawah permukaan air (Djamal dan Marzuki, 1992).
Secara umum ikan kakap merah yang berukuran besar akan bertambah pula umur maksimumnya dibandingkan yang berukuran kecil. Ikan kakap merah yang berukuran besar akan mampu mencapai umur maksimum berkisar antara 15–20 tahun, umumnya menghuni perairan mulai dangkal hingga kedalaman 60–100 meter (Gunarso, 1995).
2.3 Habitat dan Penyebaran Ikan Kakap Merah (Lutjanus argntimaculatus)
Selama siklus hidupnya, kakap merah melakukan dua kali ruaya, satu ruaya ke wilayah pantai dari daerah pemijahan pada fase larva atau pada awal fase benih, ruaya yang kedua yaitu migrasi ke lepas pantai pada fase remaja atau pada fase dewasa. Perairan yang ditetapkan untuk lokasi budidaya harus memenuhi persyaratan fisika, kimia dan biologi. Parameter fisika yang harus dipertimbangkan adalah arus, suhu, kecerahan. Beberapa parameter kimia yang perlu diperhatikan dalam pemilihan lokasi pembenihan meliputi oksigen terlarut (DO), salinitas, pH, BOD, COD, amoniak, nitrit, dan nitrat (Adriani, 2014).
Ikan kakap merah umumnya menghuni daerah perairan karang ke daerah pasang surut di muara, bahkan beberapa spesies cenderung menembus sampai ke perairan tawar. Jenis kakap merah berukuran besar umumnya membentuk gerombolan yang tidak begitu besar dan beruaya ke dasar perairan menempati bagian yang lebih dalam daripada jenis yang berukuran kecil. Selain itu biasanya kakap merah tertangkap pada kedalaman dasar antara 40–50 meter dengan substrat sedikit karang dan salinitas 30–33 ppt serta suhu antara 5-32ºC (Sonhero, 2012).
.
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada setiap hari selasa. selama tiga kali, dimulai tanggal 14, 21 dan 28 April 2015, pukul 06.00 WITA sampai dengan selesai. Bertempat di Pelelangan Ikan (TPI) Kota Gorontalo.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum.
Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan
No Alat Bahan
1. Timbangan Ikan Kakap Merah
2. Mistar
3. Alat tulis menulis (ATM)
4. Camera
3.3 Prosedur kerja
Prosedur kerja pada praktikum biologi perikanan adalah sebagai berikut:
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada praktikum
2. Sediakan sampel ikan sejumlah yang dibutuhkan
3. Sampel ikan diletakkan diatas nampan untuk diukur panjang totalnya (TL) dengan menggunakan mistar, dan mencacat hasilnya.
4. Selanjutnya mengukur berat sampel (W) dengan menggunakan timbangan, dan mencatat hasilnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil praktikum terhadap Pengukuran panjang dan berat ikan yang dilakukan di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pabean Kota Gorontalo selama tiga kali pengukuran dimulai tanggal 14, 21 dan 28 April sampai dengan selesai. Hasil pengukuran yang diperoleh disajikan pada Tabel 2 berikut :
Tabel 2. Hasil pengukuran panjang dan berat ikan Kakap merah (Lutjanus argntimaculatus)
No Hasil Pengukuran No Hasil Pengukuran
Panjang (mm) Berat (gr) Panjang (mm) Berat (gr)
1 550 1000 26 200 190
2 300 600 27 260 250
3 280 300 28 240 230
4 220 200 29 190 170
5 300 600 30 210 200
6 590 3000 31 340 640
7 580 2600 32 290 280
8 290 400 33 150 140
9 570 2400 34 330 630
10 180 160 35 210 200
11 210 190 36 350 650
12 170 150 37 470 750
13 440 720 38 270 260
14 270 260 39 300 600
15 240 230 40 410 680
16 310 610 41 270 260
17 430 700 42 230 220
18 180 160 43 400 700
19 220 200 44 320 610
20 580 2600 45 360 650
21 300 600 46 200 190
22 290 280 47 250 240
23 190 170 48 310 590
24 210 200 49 220 210
25 330 630 50 290 280
4.2 Pembahasan
Pembahasan dari hasil yang telah diperoleh di atas akan di bahas dengan dua cara, yakni secara langsung dan cara tidak langsung :
a. Secara Langsung
Tekhnik perhitungan secara langsung ini baik digunakan jika jumlah ikan yang akan diteliti tidak terlalu banyak. Jika ikan terlalu banyak maka agak sulit dilakukan karena dapat menimbulkan banyak kesalahan dalam pencatatan.
Untuk melakukan tekhnik perhitungan secara langsung terlebih dahulu dibuat suatu daftar yang tersusun dari harga-harga L, W, Log W, Log L, Log L x Log W, (Log w)2 dan (Log L)2 seperti yang terlihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil pengukuran panjang dan berat ikan beserta perhitungan selanjutnya
Dari tabel diatas didapatkan data sebagai berikut:
∑N = 50
∑(LogL)2 = 303,4077
∑ Log L = 122,9417
∑ (Log L x Log W) = 321,5708
∑(LogW)2 = 342,8001
∑ Log W = 129,7918
Maka didapatkan nilai-nilai :
b = 0,0002
a = 2,5954
r = 0,9508
b. Secara tidak langsung
Tabel 2 diatas menerangkan batas kisaran panjang adalah antara 150-590 mm, dan batas kisaran berat adalah antara 140 – 3000 gr.
1. Untuk kelas panjang
Logaritma harga terbesar = log 590 = 2,7709
Logaritma harga terkecil = log 150 = 2,1761 -
Beda logaritma = 0,5948
Banyaknya kelas yang dikendaki = 6
Beda logaritma tengah-tengah kelas = 0,5948 / 6 = 0,0991
Logaritma tengah-tengah kelas pertama = 2,1761 + ½ (0,0991) = 2,2257
Harga – harga yang terdapat dalam kelas panjang, terlihat pada Tabel 4 berikut :
Tabel 4. Logaritma dan Antilog Kelas Panjang
Kelas Logaritma Antilog
Harga terendah Tengah Kelas Harga terendah Tengah Kelas
1 2,1761 2,2257 150 168
2 2,27523 2,32479 188 211
3 2,37435 2,42392 237 265
4 2,47348 2,5230 297 333
5 2,57261 2,62217 374 419
6 2,67173 2,7213 470 526
Kelas-kelas panjang yang terbentuk adalah :
1. 150 – 187
2. 188 – 236
3. 237 – 296
4. 297 – 373
5. 374 – 469
6. 470 – 590
2. Untuk kelas berat
Logaritma harga terbesar = log 3000 = 3,4771
Logaritma harga terkecil = log 140 = 2,1461
Beda logaritma = 1,3310
Banyaknya kelas yang dikendaki = 6
Beda logaritma tengah-tengah kelas = 1,3310 / 6 = 0,2218
Logaritma tengah-tengah kelas pertama = 2,1461 + ½ (0,2218) = 2,2570
Harga – harga yang terdapat dalam kelas panjang, terlihat pada Tabel 5 berikut :
Tabel 5. Logaritma dan Antilog Kelas Berat
Kelas Logaritma Antilog
Harga terendah Tengah Kelas Harga terendah Tengah Kelas
1 2,14613 2,2570 140 181
2 2,3680 2,47888 233 301
3 2,5898 2,70071 389 502
4 2,8116 2,9225 648 837
5 3,0335 3,14437 1080 1394
6 3,2553 3,36621 1800 2324
Kelas-kelas berat yang terbentuk adalah :
1. 140 – 232
2. 233 – 388
3. 389 – 647
4. 648 – 1079
5. 1080 - 1799
6. 1800 – 3000
Setelah kelas-kelas panjang dan berat terbentuk, selanjutnya setiap ekor ikan dimasukkan ke dalam kolom-kolom yang sesuai pada Tabel 6.
Tabel 6. Pengelompokkan Ikan Ke dalam Kelasnya dan Perhitungan Selanjutnya
Keterangan yang berhubungan dengan tabel 5 adalah :
Kolom-kolom disebelah kanan adalah kolom kelas berat ikan : Kolom-kolom disebelah bawah adalah kolom kelas panjang ikan
n = Banyaknya ikan pada kolom horizontal n = Banyaknya ikan pada kolom vertikal
X = Tengah-tengah kelas logaritma panjang Y = Tengah-tengah kelas logaritma berat
nX = Perkalian n dengan X nY = Perkalian n dengan Y
nX2 = Perkalian nX dengan X nY2 = Perkalian nY dengan Y
nY = Jumlah perkalian ikan-ikan yang terdapat dalam kolom nX = Jumlah perkalian ikan-ikan yang terdapat didalam kolom severtikal
sehorizontal dengan masing-masing tengah-tengah kelas dengan masing-masing tengah-tengah kelas panjang ikan tersebut
berat ikan tersebut
nXY = perkalian nY dengan X nXY = perkalian nX dengan Y
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisa hubungan panjang berat bertujuan untuk mengetahui pola pertumbuhan ikan dengan menggunakan parameter panjang dan berat. Hubungan panjang dan berat ikan memberikan suatu petunjuk keadaan ikan baik itu dari kondisi ikan itu sendiri dan kondisi luar yang berhubungan dengan ikan tersebut.
5.2 Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di persiapkan terlebih dahulu, agar praktikum dapat berjalan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiani. 2014. Lutjanus argntimaculatus. http://rodhiatul-a-fpk11.web.unair.ac.id/ artikel_detail-106243-Umum-lutjanus%20argentimaculatus.html. (Diakses 04 April 2015).
Direktorat Jenderal Perikanan. 1983. Hasil Ealuasi Potensi Sumberdaya Hayati Perikanan di Perairan Indonesia dan Perairan ZEE Indonesia. Direktorat Sumberdaya Hayati. Balai Penelitian Perikanan Laut. Departemen Pertanian Jakarta.
Djamal R. dan S. Marzuki. 1992. Analisis Usaha Penangkapan Kakap Merah dan Kerapu dengan Pancing Prawe, Jaring Nylon, Pancing Ulur dan Bubu. Jurnal Penelitian Perikanan Laut. Balai Penelitian Perikanan Laut. Balitbang Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta.
Gunarso W. 1985. Tingkah Laku Ikan dalam Hubungannya dengan Alat, Metode dan Taktik Penangkapan. Fakultas Perikanan IPB. Bogor.
Molamahu. 2015. Biologi Perikanan. https://andriperikanan.wordpress.com /2015/01/24/makalah-biologi-perikanan/. (Diakses 04 April 2015).
Saanin H. 1968. Taksonomi dan Kuntji Indentifikasi Ikan. Bandung: Binatjipta.
Sonhero. 2012. Ikan Kakap Merah. http://aghresonhero.blogspot.com/2012/10/ ikan-kakap-merah.html. (Diakses 04 April 2015).
LAMPIRAN
Betway Casino app and mobile - JTM Hub
BalasHapusBetway Casino app and mobile · Betway 의왕 출장샵 casino bonus 충주 출장안마 for new players · Casino 광주광역 출장샵 Bonuses 광주광역 출장샵 · Deposit & 여수 출장샵 Withdrawal Methods · Payment and Withdrawal Methods.